
Banyak yang mencibir bahwa itu melecehkan agama islam, hanya karena karena ada tulisan arab di kain yang dikenakannya. Sedangkan dari pihak MUI sudah mengatakan bahwa itu tidak melecehkan.
Seperti tulisan saya sebelumnya bahwa kita memang suka jadi hakim. Tapi sayangnya masih banyak dari kita yang menjadi hakim yang bodoh, tedak menelaah terlebih dahulu apa yang terjadi sebenarnya. Langsung berkicau tanpa dilatarbelakangi fakta, ucapan miskin pemikiran.
Padahal, sebelum Nabi Muhammad SAW lahir kedunia membawa ajarannya, bahasa arab merupakan bahasa sehari-sehari kaum jahiliyah. Nggak ada yang salah dengan bahasa arab, tidak selalu bahasa arab mencerminkan agama islam meskipun Al-Quran ditulis dengan bahasa arab.
Masih banyak warga kita mempunya pandangan agama yang masih sangat sempit, kalo kata teman-teman saya pengertiannya baru sampai “kulit”, ribut dimana-mana. Sama kaya yang Ajahn Brahm tuliskan dibukunya (Cacing dan Kotoran Kesayangannya) Orang yang baru belajar agama itu mirip orang yang sedang belajar biola, suaranya nyaring nggak enak didengar.
Wajarlah kalau dunia memandang rakyat indonesia mempunyai peluang untuk menjadi teroris kalau kelakuannya seperti itu. Orang-orang yang seperti itu akan mudah dihasut oleh orang-orang berjenggot yang mengaku agamis, pandai mencuplik ayat-ayat untuk mencuci otak.
Tuhan, sayangilah negeriku ini